Terbesit pertanyaan , apakah negara ini sudah menjadi negara maju ?
Suatu negara memiliki kondisi sosial
ekonomi yang berbeda-beda. Ada yang masih bergantung pada negara lain, ada yang
sebatas mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, dan ada yang telah mampu memberi
bantuan kepada negara lain. Perbedaan kondisi tersebut menyebabkan terjadinya
pengelompokan-pengelompokan negara berdasarkan kondisi sosial ekonominya.
Negara-negara Inggris, Amerika Serikat, Prancis, dan Jerman disebut sebagai negara maju. Kemajuan
negara-negara tersebut dapat dilihat dari banyaknya kota-kota metropolitan yang
dicirikan dengan kondisi fisik berupa banyaknya bangunan atau gedung-gedung
tinggi sebagai kawasan industri dan perkantoran.Hal tersebut dikarenakan
mayoritas negara maju perekonomiannya bertumpu pada sektor industri, jasa, dan
perdagangan.
Adapun negara-negara seperti Afrika
Selatan, India, Pakistan, Laos, Malaysia, dan termasuk negara kita disebut
negara berkembang.Negara berkembang pada umumnya bercorak agraris, karena masih
banyak ditemui lahan pertanian yang luas dan subur.
Suatu negara dapat disebut negara
berkembang atau negara maju didasarkan pada keberhasilan pembangunan oleh negara
yang bersangkutan.Suatu negara digolongkan sebagai negara berkembang jika
negara tersebut belum dapat mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan
atau belum dapat menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah
dilakukan.Adapun suatu negara digolongkan sebagai negara maju jika negara
tersebut telah mampu menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah
dilakukan, sehingga sebagian besar tujuan pembangunan telah dapat terwujud,
baik yang bersifat fisik ataupun nonfisik.
Industrialisasi adalah suatu proses perubahan
ekonomi yang merubah sistem pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat industri.Industrialisasi juga bisa diartikan sebagai suatu keadaan ketika
masyarakat berfokus pada ekonomi yang meliputi pekerjaan yang semakin beragam
(spesialisasi), gaji, dan penghasilan yang semakin tinggi. Industrialisasi
adalah bagian dari proses modernisasi, perubahan sosial dan perkembangan ekonomi erat hubungannya
dengan inovasi teknologi.Dalam industrialisasi ada perubahan
filosofi manusia, yaitu manusia mengubah
pandangan lingkungan sosialnya menjadi lebih kepada rasionalitas (tindakan
didasarkan atas pertimbangan, efisiensi, dan perhitungan, tidak lagi mengacu kepada moral, emosi, kebiasaan atau tradisi.
Ciri-Ciri Negara Berkembang dan
Negara Industri
Suatu negara dapat disebut negara
berkembang atau negara maju didasarkan pada keberhasilan pembangunan oleh
negara yang bersangkutan.Suatu negara digolongkan sebagai negara berkembang
jika negara tersebut belum dapat mencapai tujuan pembangunan yang telah
ditetapkan atau belum dapat menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah
dilakukan.Adapun suatu negara digolongkan sebagai negara maju jika negara
tersebut telah mampu menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah
dilakukan, sehingga sebagian besar tujuan pembangunan telah dapat terwujud,
baik yang bersifat fisik ataupun nonfisik.Penggolongan suatu negara menjadi
negara maju atau berkembang daspat diketahui berdasarkan indikator-indikator
berikut.
1.
Ciri-Ciri Negara Berkembang
a)
Memiliki
Berbagai Masalah Kependudukan
Berbagai tekanan dan masalah
kependudukan yang merupakan masalah kompleks di negara-negara berkembang,
antara lain:
1)
laju
pertumbuhan dan jumlah penduduk relatif tinggi;
2)
persebaran
penduduk tidak merata;
3)
tingginya
angka beban tanggungan;
4)
kualitas
penduduk relatif rendah; sehingga mengakibatkan tingkat produktivitas penduduk
juga rendah
5)
angka
kemiskinan dan pengangguran relatif tinggi; serta
6)
rendahnya
pendapatan perkapita
b)
Produktivitas
Masyarakatnya Masih Didominasi Barang-Barang Primer
Hal ini dikarenakan, pada umumnya
> 70% penduduk di negara berkembang berlatar belakang kehidupan agraris yang
cara pengolahannya masih dilakukan dengan alat-alat dan metode-metode
sederhana. Kondisi ini pula yang menyebabkan sebagian besar penduduk
negara-negara berkembang masih tinggal di pedesaan.
c)
Sumber
Daya Alam Belum dapat Dimanfaatkan secara Optimal
Pemanfaatan
kekayaan alam yang dimiliki belum mampu dioptimalkan. Dalam pemanfaatannya,
negara berkembang masih bekerja sama dengan negara maju dalam mengeksploitasi
sumber daya alam yang dimiliki. Hasil sumber daya alam ini pada akhirnya
dijadikan komoditas perdagangan (ekspor) karena belum memiliki teknologi untuk
mengolahnya lebih lanjut.Oleh karena itu, pada umumnya negara berkembang mengandalkan
ekspor dari hasil alam mentah.
d) Ketergantungan
terhadap Negara Maju
Negara
berkembang pada umumnya sedang giat-giatnya melakukan pembangunan, namun
terbentur kendala modal dan teknologi. Oleh karena itu, mereka cenderung
tergantung pada teknologi dan kucuran dana (baik hibah ataupun pinjaman) dari
negara-negara yang lebih maju (negara donor) demi kelangsungan pembangunan yang
sedang dijalankan. Pada praktiknya, negara-negara donor tersebut pemberikan
pengaruh yang bersifat mengikat dan terkesan mendikte terhadap negara-negara
yang dibantunya.
e) Keterbatasan
Fasilitas Umum
Kemampuan
pemerintah negara berkembang dalam bidang keuangan negara menyebabkan
keterbatasan fasilitas umum yang mampu disediakan oleh pemerintah.
f)
Tingkat
Kesadaran Hukum, Kesetaraan Gender, dan Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia
Relatif Rendah
Tingkat
partisipasi masyarakat dalam penegakan hukum relatif masih rendah.Masyarakatnya
(termasuk pejabatnya) masih banyak yang melakukan kecurangan-kecurangan hukum
tanpa rasa malu. Bentuk-bentuk pelanggaran hukum yang terjadi, antara lain
pemaksaan kehendak, penyuapan, korupsi, kolusi, nepotisme, perusakan fasilitas
umum, dan sebagainya. Kesetaraan gender juga belum membudaya, wanita yang aktif
bekerja masih dianggap sebagai hal yang kurang pantas menurut beberapa
kalangan. Penegakan dan perlindungan hak asasi manusia juga belum dapat
dilaksanakan secara optimal.
g)
Tingkat
Pendidikan Masih Rendah
Tingkat
pendidikan pendudukan di negara-negara berkembang secara umum masih rendah.Hal
tersebut dikarenakan sarana dan prasarana pendidikan baik formal maupun
nonformal masih terbatas dan belum memadai sehingga belum dapat dijangkau oleh
seluruh penduduk di negara tersebut.Akibatnya, masih banyak dijumpai penduduk
yang buta huruf.
h)
Tingkat Pendapatan Masih Rendah
Mayoritas
penduduk negara berkembang bekerja pada sektor pertanian yang umumnya masih
dikerjakan secara tradisional. Tingkat pendidikan serta penguasaan Iptek oleh
penduduk yang rata-rata masih rendah menyebabkan penduduk tidak mampu bersaing
untuk bekerja atau menciptakan pekerjaan di sektor lain. Kondisi demikian
mengakibatkan penduduk negara berkembang memiliki penghasilan atau pendapat
rata-rata yang relatif rendah, sehingga pendapatan perkapita juga rendah.
i)
Tingkat Kesehatan
Taraf
kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya. Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan. Minimnya sarana dan prasarana
kesehatan menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang
masihrendahjuga ditandai dengan angka kematian danangka kelahiran tinggi,
sedangkan angka harapan hidup rendah.
2.
Ciri-Ciri Negara Maju
a)
Sumber
Daya Alam Dimanfaatkan secara Optimal
Pemanfaatan
teknologi dan kepemilikan modal membuat masyarakat di negara maju mampu
memanfaatkan sumber daya alam secara optimal, menemukan sumber daya alam baru,
ataupun memanfaatkan sumber daya alam yang telah ada sebagai energi
alternatif.Misalnya pemanfaatan tenaga angin, air, atau energi matahari untuk
menggantikan fungsi dari energi minyak bumi.
b)
Dapat
Mengatasi Masalah Kependudukan
Hal ini
dikarenakan angka pertumbuhan kecil, jumlah penduduk pada umumnya tidak terlalu
banyak, angka beban ketergantungan kecil, kualitas dan produktivitas penduduk
tinggi, pendapatan perkapita tinggi, dan peluang kerja dan kesempatan berusaha
terbuka luas.
c)
Produktivitas
Masyarakat Didominasi Barang-Barang Hasil Produksi dan Jasa
Kegiatan
ini tidak memerlukan lingkungan agraris, sehingga dapat dipastikan bahwa >
70% penduduk negara maju tinggal di perkotaan.
d)
Tingkat
dan Kualitas Hidup Masyarakat Tinggi
Tingginya
kualitas penduduk mendorong semakin tingginya produktivitas masyarakat yang
bermuara pada semakin tingginya pendapatan perkapita dan pendapatan nasional.
e)
Ekspor
yang Dilakukan adalah Ekspor Hasil Industri dan Jasa
Ada
kalanya, suatu negara maju sangat minim sumber daya alam atau bahkan tidak
memiliki sumberdaya alam samasekali,namun dapat menghasilkan produk olahan
sumberdayaalam.Misalnya,hasilminyak mentah dari negara Inggris sangat
minim,namun Negara tersebut mampu menghasilkan produk olahan minyak bumi dan
memasarkannya ke seluruh penjurudunia.Kebutuhan minyakmentahnya tercukupi
dengan cara mengimpor dari negara-negara lain yang umumnya termasuk dalam
kategori negara-negara berkembang.
f)
Tercukupinya
Penyediaan Fasilitasilitas Umum
Negara
maju memiliki kemampuan berupa sarana dan dana dalam memberikan pelayanan
fasilitas umum yang memadai bagi warganya. Hal ini juga didukung dengan
tingginya tingkat kesadaran warga masyarakatnya dalam memelihara dan
memanfaatkan ketersediaan sarana fasilitas umum yang ada.
g)
Kesadaran
Hukum, Kesetaraan Gender, dan Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia Dijunjung
Tinggi
Masyarakat
di negara maju pada umumnya memiliki disiplin yang tinggi dalam mematuhi hukum.
Pemerintahan yang berjalan menerapkan prinsip akuntabilitas (dapat
dipertanggungjawabkan) serta transparansi (terbuka) dalam berbagai tindakan
dan pengambilan keputusan. Jenis kelamin tidak lagi dipermasalahkan dalam
penentuan jabatan, namun kemampuanlah yang diperhitungkan. Penghormatan
terhadap hak asasi manusia dijunjung tinggi, bahkan untuk golongan minoritas,
misalnya untuk kaum difabel (different ability) seperti orang tua, tuna netra,
atau penyandang cacat fisik yang lain diberi fasilitas khusus dan porsi atau
kesempatan kerja yang sejajar dengan masyarakat normal.
h)
Tingkat
Pendidikan Relatif Tinggi
Tingkat
pendidikan merupakan salah satu indikator penting yang menunjukkan kualitas
penduduk suatu negara. Di negaranegara maju secara umum penduduknya sudah
memiliki kesadaran tinggi akan arti penting pendidikan dan penguasaan Iptek.
Hal tersebut terlihat dari angka partisipasi belajar penduduk negara-negara
maju yang sangat tinggi.Tingginya tingkat pendidikan penduduk di negara maju
juga ditunjang oleh sistem pendidikan yang baik dan anggaran pendidikan yang
tinggi dari pemerintah.
i)
Tingkat
Pendapatan Penduduk Relatif Tinggi
Kemajuan
tingkat pendidikan serta penguasaan Iptek oleh mayoritas penduduk menjadikan
negara maju memiliki potensi SDM yang berkualitas tinggi.Kondisi demikian
membuat penduduk negara maju tidak lagi menggantungkan sektor pertanian sebagai
penghasilan utama, tetapi di sektor industri, jasa dan perdagangan.Variasi
pekerjaan di berbagai sektor tersebut menjadikan penduduk Negara maju memiliki
pendapatan rata-rata tinggi. Penghasilan penduduk yang tinggi akan berdampak pada
pendapatan perkapita yang tinggi pula.
j )
Tingkat
Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata
penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi, sehingga
kesadaran masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik. Selain itu
pihak pemerintah juga memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat
kesehatan masyarakat melalui pembangunan berbagai sarana dan prasarana
kesehatan yang memadai di berbagai daerah yangdapatdijangkauoleh semua lapisan
masyarakat. Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik,dapat terlihat dari
angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju.[4][4]
B. Kebudayaan Primitif
Ditinjau dari segi geografis, desa
adalah hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dan lingkungannya.
Hasil dari perpaduan itu merupakan suatu wujud/penampakan dimuka bumi yang
ditimbulkan oleh unsure unsure fisiografis, social,ekonomi,dan cultural yang
saling berinteraksi antar unsure tersebut dan juga hubungannya dengan daerah
daerah lain.
Menurut Sutardjo Karto Hadikusumo,
desa adalah suatu kesatuan hokum bertempat tinggalnya suatu masyarakat yang
berkuasa dan mengadakan pemerintahan sendiri.
Menurut Bintarto dalam bukunya suatu
Pengantar Geografis Desa, 1977, dejelaskan sbb
1. Daearah, dalam arti tanah tanah yang
produktif dan yang tidak, serta penggunannnya.
2. Penduduk, meliputi
jumlah,pertambahan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian penduduk desa
setampat.
3. Tata kehidupan,dalm hal ini pola
tata pergaulan dan ikatan ikatan pergaulan warga desa.
Maju mundurnya desa bergantung pada
3 unsur ini yang dalam kenyataannya ditentukan oleh factor usaha manusia (human
efforts) dan tata geografis (geographical setting). Adapun menurut Paul H.
landis, desa adalah daerah yang penduduknya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan
cirri cirri sbb:
1. Mempunyai pergaulan hidup yang
saling mengenal anatara beberapa ribu jiwa;
2. Memiliki perhatian dan perasaan yang
sama dan kuat tentang kesukaan terhadap adat kebiasaan.
3. Memiliki cara berusaha (dalam hal
ekonomi), yaitu agraris pada umumnya, dan sangat dipengaruhi oleh keadaan alam,
sepwerti: iklim,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris bersifat
sambilan.
Jadi,
yang dimaksud masyarakat pedesaan adalah sekelompok orang yang mindiami suatu
wilayah tertentu yang penghuninya mempunyai hubungan erat, yang mempunyai
perasaan yang sama terhadap adat kebiasaan yang ada, serta menunjukkan adanya
kekeluagaan didalam kelompok mereka,seperti gotong royng dan tolongmenolong.
- Ciri
- Ciri Masyarakat Primitif
Masyarakat pedesaan ditandai dengan
pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesame anggota warga desa. Sehingga
seorang merasa dirinya merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari
masyarakat tempat ia hidup serta rela berkorban demi masyarakatnya, saling
menghhormati serta mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama didalam
masyarakat terhadap keselamatan dan kebhagiaan bersama. Adapun cirri cirri
masyarakat pedesaan antara lain sbb;
a)
Setiap warganya mempunyai hubungan
yang lebih mendalam dan erat bila di bandingkan dengan warga masyarakat di luar
batas –batas wilayah
b)
System kehidupan umum nya berkelompok
dengan dasar kekeluargaan (gemeinschaft atau paguyuban).
c)
Sebagian besar warga masyarakat
pedesaan hidup dari pertanian .ada paun pekarjaan yang bukan pertanian
merupakan pekerjaan sambilan sebagai pengisi waktu luang
d)
Masyarakat homogen,seperti dalam hal
mata pencaharian ,agama,adat istiadat,dan sebagai nya.
- Kegiatan
Masyarakat Primitif
Oleh karena anggota warga masyarakat
mempunyai kepentingan pokok yang hampir sama,mereka selalu bekerja sama untuk
mencapai kepentingan mereka. Pada waktu mendirikan rumah,upacara pesta
perkawinan,memperbaiki jalan desa,membuat saluran air ,dan sebagai nya, mereka
selalu bekerja sama. Bentuk kerja sama masyarakat inilah yang sering diistilahkan
dengan gotong royong dan tolong menolong.Pada saat ini, pekerjaan gotong royong
lebih populer dengan istilah kerja bakti, misalnya memperbaiki jalan,saluran
air,menjaga keamanan desa (ronda malam),dan sebagainya.Kerja sama macam ini
biasanya menangani hal- hal yang lebih bersifat demi kepentingan umum dan bukan
untuk kepentingan perseorangan (individual),seperti mendirikan rumah,pesta
perkawinan pada musibah (seperti kematian),kelahiran dan sebagainya. Perlu
dicatat dan diketahui, bahwa semua kegiatan kerja sama ini,baik kerja bakti
maupun tolong menolong, tidak membutuhkan ahli tertenu.dalam arti,setiap warga
desa mampu mengerjakannya. Pekerjaan gotong royong (kerja bakti ) terdiri atas
dua macam ,yaitu:
a)
Kerja sama untuk pekerjaan yang
timbu nya dari inisiatif warga masyarakat itu sendiri (biasa di istilahkan
dari bawah )
b)
Kerja sama dari masyarakat
itu,tetapi barasal dari luar (biasa berasal dari atas)
C. Masyarakat Agraris
Sebagian besar penduduk Indonesia
masih bekerja dalam sektor pertanian termasuk peternakan dan perikanan.Menurut
statistik sensus pertanian 1963, Indonesia memiliki 41.000 komunitas desa,
21.000 di Jawa.Komunitas itu dapat dibagi kedalam dua golongan berdasarkan
teknologi usaha taninya.a) Desa- desa yang berdasarkan cocok tanam di ladang,
dan b) Desa- desa yang berdasarkan cocok tanam di sawah.
Adapun desa-desa golongan pertama
dapat ditemui di pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku,
Irian dengan perkecualian beberapa daerah di Minahasa.Desa-desa yang termasuk
golongan kedua terutama terletak di Jawa, Madura, Bali dan Lombok.
Teknologi bercocok tanam di ladang
memerlukan tanah yang luas. Biasanya para petani dahulu hidup berpindah-pindah,
karena mencari lahan yang baru untuk di tanam, namun sekarang petani menetap
karena teknologi pertanian yang maju untuk menyuburkan tanah seperti pupuk,
adapun cara bercocok tanam dahulu juga berbeda dengan sekarang, misalnya dulu
hanya mengandalkan hujan namun sekarang bisa dibuat sumur atau bendungan
persediaan air.
- Kebudayaan
Masyarakat Agraris
Berbicara tentang masalah primitif,
maka kita berbicara tentang kehidupan
masyarakat desa. Begitu pula, kehidupan desa selalu dikaitkan dengan kehidupan
agraris, yaitu kelompok masyarakat yang mayoritas bermata pencaharian di bidang
pertanian. Desa sebagai penghasil pangan utama, menjadi tumpuan bagi masyarakat
kota.
Menurut Bintarto, desa mempunyai
unsur-unsur sebagai berikut :
- Daerah,
dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak, serta penggunaannya.
- Penduduk,
meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan persebaran dan mata pencaharian
penduduk setempat.
- Tata
kehidupan, dalam hal ini pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan.
Maju mundurnya sebuah desa
bergantung dari tiga unsur ini yang dalam kenyataannya ditentukan oleh faktor
usaha manusia (human efforts) dan tata geografi (geographical setting). Menurut
Paul H. Landis, desa adalah daerah yang penduduknya kurang dari 2.500
jiwa. Dengan ciri-ciri sebagai berikut :
- Saling
mengenal antara beberapa ribu jiwa.
- Memiliki
perhatian dan perasaan yang sama dan kuat tentang kesukaan terhadap adat
kebiasaan.
- Memiliki
cara berusaha (dalam hal ekonomi), yaitu agraris pada umumnya, dan sangat
dipengaruhi oleh keadaan alam, seperti : iklim, kekayaan alam, sedangkan
pekerjaan yang bukan agraris bersifat sambilan.
Jadi yang dimaksud masyarakat
pedesaan adalah sekelompok orang yang mendiami suatu wilayah tertentu yang
penghuninya mempunyai perasaan yang sama terhadap adat kebiasaan yang ada,
serta menunjukkan adanya kekeluargaan di dalam kelompok mereka, seperti gotong
royong dan tolong-menolong.
- Ciri-Ciri
Masyarakat Agraris
Masyarakat pedesaan ditandai dengan
pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama anggota warga desa, sehingga
seseorang merasa dirinya merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
masyarakat tempat ia hidup, serta rela berkorban demi masyarakatnya, saling
menghormati, serta mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama di dalam
masyarakat terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama. Adapun ciri-ciri
masyarakat pedesaan antara lain; Setiap warganya mempunyai hubungan yang lebih
mendalam dan erat bila dibandingkan dengan warga masyarakat di luar batas-batas
wilayahnya.
Sistem kehidupan pada umumnya
berkelompok dengan dasar kekeluargaan
Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.Masyarakatnya homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat dan sebagainya. Masyarakat itu sering disankut pautkan dengan petani biasanya mereka menggunakan alat-alat manual misalnya, menggunakan tenaga hewan untuk membajak sawah, cangkul, sabit dan sebagainya. Adapun mode produksi dalam bidang ekonomi biasanya berupa Pertanian, pertambangan, perikanan, peternakan dengan cara tradisional. Sumber daya alamnya berupa angin, air, tanah, manusia,yang pada akhirnya mereka membutuhkan bahan mentah atau alam sebagai penunjang kehidupan.
Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.Masyarakatnya homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat dan sebagainya. Masyarakat itu sering disankut pautkan dengan petani biasanya mereka menggunakan alat-alat manual misalnya, menggunakan tenaga hewan untuk membajak sawah, cangkul, sabit dan sebagainya. Adapun mode produksi dalam bidang ekonomi biasanya berupa Pertanian, pertambangan, perikanan, peternakan dengan cara tradisional. Sumber daya alamnya berupa angin, air, tanah, manusia,yang pada akhirnya mereka membutuhkan bahan mentah atau alam sebagai penunjang kehidupan.
- Kegiatan
Masyarakat Agraris
Salah satu ciri khas dalam kehidupan
masyarakat desa adalah adanya semangat gotong-royong yang tinggi.Misalnya, pada
saat mendirikan rumah, memperbaiki jalan desa, membuat saluran air dan
sebagainya.Gotong royong semacam ini lebih dikenal dengan sebutan kerja bakti,
terutama menangani hal-hal yang bersifat kepentingan umum.Ada juga
gotong-royong untuk kepentingan pribadi, misalnya mendirikan rumah, pesta
perkawinan dan kelahiran. Pekerjaan gotong royong terdiri atas dua macam, yaitu
:
- Kerja
sama yang timbulnya dari inisiatif warga masyarakat itu sendiri
(diistilahkan dari bawah, tanpa ada paksaan dari luar)
- Kerja
sama dari masyarakat itu sendiri, tapi berasal dari luar (biasa berasal
dari atas, misalnya atas perintah aparat desa)
Lebih dari 82 % masyarakat Indonesia
tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian agraris. Masyarakat pedesaan
mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa
bantuan orang lain. Jadi, mereka bukanlah masyarakat yang senang berdiam diri
tanpa aktivitas, tanpa ada suatu kegiatan, tetapi sebaliknya. Pada umumnya
masyarakat desa sudah bekerja keras, namun mereka perlu diberikan pendorong
yang dapat menarik aktivitas mereka, sehingga cara dan irama bekerjanya menjadi
efektif, efisien dan berkelanjutan.
Di Indonesia, aktivitas gotong
roypng biasanya tidak hanya menyangkut lapangan bercocok tanam saja, tapi juga
menyangkut lapangan kehidupan social lainnya seperti:
a)
Dalam hal bencanya atau musibah, contohnya:
kematian, sakit atau kecelakaan
b)
Dalam hal pekerjaan rumah tangga,
contohnya: memperbaiki atap rumah, menggali sumur, dll.
c)
Dalam hal pesta, contohnya:
pernikahan, kitanan, dll.
- Perkembangan
Masyarakat Agraris
Masyarakat
agraris sebenarnya tidak stagnan; mereka berkembang dan berubah seperti kita
namun pada tingkatan laju yang lebih rendah. Perubahan lambat yang menjadi
nyata selama berpuluh-puluh atau beratus-ratus tahun dan selama periode yang
demikian kita dapat mencirikan kecenderungan jangka-panjang dari proses siklik
dan kejutan acaknya. Kecederungan untuk menjadi sederhana didalam kehidupan
masyarakat agraris selalu saja terjadi dan telah mengakar kuat.Masyarakat
agraris mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana menjalin hubungannya dengan
alam tempat mereka hidup secara turun-temurun.
D.
Masyarakat Industri
Menurut
Straubhaar dan LaRose (2004), Masyarakat Industri mengacu pada terjadinya
Revolusi Industri, yang umumnya dikaitkan dengan penemuan mesin uap. Namun
sesungguhnya, pemicu penting menuju era industri tersebut dimulai dengan
penemuan di bidang komunikasi, yakni publikasi Bible yang diproduksi dengan
mesin cetak pengembangan dari Johannes Guttenberg (1455).
Manusia
cenderung bersifat dinamis. Selalu ada perubahan yang terjadi pada diri
manusia. Semakin meningkatnya kebutuhan hidup sedangkan SDA yang tersedia
semakin menipis dan lahan kerja yang tidak memadai, keterbatasan lahan
perkotaan untuk migrasi, pemerataan pembangunan dan penghematan biya produksi
menyebabkan munculnya keinginan untuk menciptakan satu hal baru yang dapat
meningkatkan taraf hidup menjadi lebih baik dengan mengubah pola hidupnya.
Perubahan paling sederhana yang tampak secara spasial adalah alih fungsi lahan
pertanian menjadi kawasan industri dan kawasan perumahan yang tentu berdampak
pada beralihnya profesi masyarakat petani ke profesi lain. Hal ini mempunyai
pengaruh pada pola hidup, mata pencaharian, perilaku maupun cara berpikir.
Masyarakat dan
kebudayaan memang saling mempengaruhi, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Pengaruh tersebut dimungkinkan karena kebudayaan merupakan produk
dari masyarakat. Pengaruh yang nantinya akan membuat perubahan umumnya terjadi
karena adanya tuntutan situasi sekitar yang berkembang, sehingga masyarakat
yang awalnya masyarakat pertanian lambat laun berubah menjadi masyarakat industri.
Perubahan sosial terjadi karena adanya kondisi-kondisi sosial primer, misalnya
kondisi ekonomi, teknologi, georafi dan biologi. Kondisi-kondisi inilah yang
menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek-aspek kehidupan sosial lainnya.
1. Ciri-ciri
Masyarakat Industri
a)
Secara Umum. Meluasnya
produksi massa barang-barang industri dengan menggunakan mesin, yang terpusat
di kota-kota besar. Migrasi
massal dari pedesaan ke kota-kota (urbanisasi) Peralihan dari pekerjaan
sektor pertanian kepada pekerjaan di sektor pabrik. Jumlah penduduk kota yang
melek huruf seiring kebutuhan bidang pekerjaan yang lebih komplek. Munculnya
surat kabar untuk kaum urban sebagai sarana untuk mengiklankan produk-produk
baru industri. Media massa mempunyai peranan penting dalam masyarakat industri.
Penemuan teknologi baru seperti film, radio, dan televisi sebagai hiburan kaum
urban.
b)
Secara Khusus
Pertama
Mereka dalam menyambung kehidupan tidak melewati lahan
pertanian seperti masyarakat agraris atau mengandalkan hasil peternakan,
seperti masyarakat padang pasir, melainkan pada jalannya mesin-mesin pabrik,
khususnya di daerah perkotaan, sedangkan pertanian dikerjakan di daerah
pedesaan dalam lokalisasi yang sangat kecil, karena dengan hasil ilmu
pengetahuan dan teknologi mampu menciptakan panen yang cukup besar, di Amerika
Serikat lokalisasi pertanian hanya 5% saja, sudah mampu memberikan kehidupan
pada masyarakat lain yang bekerja di luar sektor pertanian.
Ketergantungan masyarakat industri terhadap pabrik, sama
halnya bergantung dengan penguasa pabrik, tidak jarang dijumpai penguasa pabrik
bersikap tidak etis atau tidak manusiawi terhadap pekerja diantaranya melarang
beribadah, membuka aurat, memaksa ikut upacara agamanya, bila tidak bersedia
akan dikeluarkan. Mereka yang tidak tahan menghadapi kesulitan hidup mudah
melepaskan kepercayaan agamanya. Berbeda dengan masyarakat yang menggantungkan
hidupnya dengan tanah pertanian, tanah tersebut tidak mampu memaksakan orang
berlaku dholim.
Kedua
Potensi-potensi kehidupan terdapat pada sarana-sarana
yang dapat menunjang perkembangan pabrik diantaranya ialah ilmu pengetahuan
yang berhubungan dengan gedung misalnya pengetahuan arsitek atau sipil, yang
berhubungan dengan pengaturan personalnya terdapat pada pengetahuan personalia
atau manajemen untuk pengembangan produksi terdapat pada manajemen pemasaran,
akuntansi untuk kegiatan administrasinya dan masih banyak lagi pengetahuan
untuk bekal hidup pada Masyarakat Industri.
Pengetahuan yang tidak berhubungan langsung untuk
menunjang produksi kurang mendapatkan perhatian, misalkan pengetahuan keguruan,
lebih dijauhkan lagi apabila bidangnya tidak berhubungan dengan produksi,
misalkan bidang keagamaan, sejarah, bahasa, atau filsafat. Secara alamiah akan
terjadi klas ilmu pengetahuan, pengetahuan teknik perusahaan lebih dominan
daripada pengetahuan sosial. Akibatnya mereka akan cepat mendapatkan kemajuan
material akan tetapi sangat ketinggalan terhadap permasalahan nilai-nilai
kemanusiaan, kehidupan dan ketuhanan.
Ketiga
Kecintaan masyarakat industri terhadap kebahagiaan
material sangat besar dibandingkan dengan kebahagiaan immaterial, sebagaimana
kebahagiaan masyarakat agraris, yang lebih menekankan pada kerukunan, kasih
sayang dan saling menghormati. Hal itu dapat dimaklumi karena bentuk-bentuk
kebahagiaan material pada masyarakat industri kuantitas dan kualitasnya sangat
banyak, variatif dan selalu mengalami perubahan, berkat dukungan kemajuan
pengetahuan teknologi. Mereka lebih baik mengorbankan kebahagiaan immaterial
yang ruang lingkupnya lebih kecil, demi kebahagiaan material. Sehingga
masyarakat industri banyak mengalami gangguan psikis, rasa ketegangan,
persaingan, ketakutan terhadap ketertinggalan dan konflik, perjudian, wanita
dan minuman keras sering dijadikan tempat hiburan untuk menghilangkan
ketegangan.
- Perilaku Masyarakat Industri
Masyarakat
industri pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa tergantung pada
orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau
individu.Kesempatan kerja lebih banyak diperoleh warga kota karena sistem
pembagian kerja yang tegas dan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya
(prfesionalisme).
Pola pemikiran
yang raional, sistematis dan objektif yang pada umumnya dianut masyarakat
perkotaan menyebabkan interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada
faktor kepentingan dari pada faktor pribadi.
Faktor waktu
lebih penting dan berharga, sehingga pembagian waktu yang sangat teliti sangat
penting untuk mengejar kepentingan individu.Para pengelola industri akan menciptakan aturan-aturan
yang berlaku sesuai tuntutan dalam dunia industri yang jauh berbeda dengan
aturan masyarakat agraris.Aktivitas yang
dilakukan masyarakat industri pun berbeda dengan masyarakat agraris. Mereka
cenderung lebih menghargai waktu, hidup serba cepat, jam kerja mereka lebih
jelas, kerja tersistematisasi, persaingan ketat di berbagai aspek, dan
sebagainya.Mereka juga
cenderung lebih menggunakan rasio dalam memutuskan sesuatu ataupun
bertindak. Perubahan sosial sangat nampak dengan nyata, karena kota-kota
biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
- Kebudayaan Masyarakat Industri
Industri
memberikan input kepada masyarakat sehingga membentuk sikap dan tingkah laku
yang mencerminkan cara bersikap dalam bekerja. Dengan berkembangnya aspek
ekonomi yaitu industrialisasi jelas akan membawa perubahan dalam dalam
kehidupan masyarakat walaupun secara perlahan. Masyarakat secara bertahap
menerima adanya zaman baru, yaitu modernisasi. Mereka mulai belajar menerima
budaya yang ditularkan negara luar karena adanya kerjasama satu sama lain dan
hal itu tidak bisa dihindarkan. Mereka harus bisa menyesuaikan diri, namun hal
itu tidak lantas mengharuskan masyarakat meninggalkan budaya sendiri.
Secara ekonomis
kini masyarakat industrialis semakin bertambah kaya, baik secar kuantitas
maupun kualitas. Namun kondisi yang membaik ini menurut Mercuse adalah keadaan
yang terlihat hanya dari kulit luarnya saja. Sesuatu yang menipu karena pada
kenyataanya peningkatan kualitas dan kuantitas kesejahteraan manusia hanya
dirasakan secara lahiriah saja. Manusia pada masyarakat industri adalah manusia
yang tidah utuh nilai-nilai kemanusiaannya. Mereka terjebak dalam budaya
konsumeristik hedonisme yang dipacu oleh faktor-faktor produksi. Kemajuan
dibidang material justru berbading terbalik dengan merosotnya nilai-nilai
moral, kebudayaan dan agama.
Untuk menjadi
industrial, masyarakat harus disiapkan untuk menerima nilai-nilai yang bakal
menunjang proses industrialisasi, dikehendaki ataupun tidak pasti melahirkan
tata nilai yang kebanyakan tidak dikenal oleh suatu masyarakat pedesaan (Nurcholish
Madjid, 1999 : 127)
- Mata Pencaharian
Dalam masyarakat industri biasanya terdapat spesialisasi
pekerjaan. Terbentuknya spesialisasi pekerjaan tersebut disebabkan oleh semakin
kompleks dan rumitnya bidang-bidang pekerjaan dalam masyarakat industri. Proses
perubahan yang terjadi dalam diferensiasi pekerjaan ini mengakibatkan
terjadinya hierarki prestise dan penghasilan yang kemudian menimbulkan adanya
stratifikasi dalam masyarakat yang biasanya berbentuk piramida. Stratifikasi
sosial inilah yang menentukan strata anggota masyarakat yang ditentukan
berdasarkan sikap dan karakteristik masing-masing anggota kelompok.
Di wilayah Industri sudah banyak tedapat industri.
Ini menyebabkan mata pencaharian masyarakat setempat sebagai karyawan atau
buruh pabrik. Hal ini disebabkan lahan pertanian sekitar desa industri telah
menjadi lahan industri, menjadikan kebanyakan warga menjadikan mata pencaharian
utama adalah sebagai karyawan pabrik atau sebagai buruh. Selain itu akibat
wilayah mereka menjadi industri, menyebabkan dari masyarakat menjadi pedagang,
baik kecil maupun menengah.
Dalam masyarakat Industri, mata pencaharian masyarakatnya
secara umum dapat diklasifikasikan
sebagai pengolah dan pembuat barang-barang industri. Bercocok tanam tidak lagi
menjadi pekerjaan tetap mereka,karena lahan- lahan pertanian telah berubah
fungsi menjadi home industri dan pabrik pabrik. Perlu digarisbawahi bahwa
perubahan mata pencaharian tadi, juga sangat berpengaruh pada kemajuan perdagangan.
Sehingga berdagang juga merupakan salah satu irri mata pencaharian masyarakat
industri.
0 Komentar: